Saat hamil, tidak hanya kesehatan tubuh dan janin saja yang perlu diperhatikan, tapi juga gusi. Hasil riset membuktikan, penyakit gusi pada ibu hamil bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Perubahan hormon yang terjadi saat hamil berpengaruh besar terhadap kesehatan gigi dan mulut, termasuk gusi. Perubahan hormon ini menyebabkan terjadinya perlunakan pembuluh darah gusi sehingga bisa menimbulkan peradangan pada gusi. Masalah lain adalah pembengkakan pada gusi (epulis gravidarum) yang terjadi di gusi di antara dua gigi.
Menurut dr.Boy Abidin, Sp.OG, gusi berdarah merupakan tanda adanya masalah pada gusi. "Gusi berdarah adalah tanda pecahnya pembuluh darah. Ini bisa jadi pintu masuknya kuman, karena itu segera lakukan perawatan ke dokter gigi," kata dokter yang berpraktik di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta ini.
Bila tidak ditangani peradangan gusi bisa menyebabkan bakteri masuk ke pembuluh darah dan pada ibu hamil bisa menyebabkan bayi terlahir prematur atau lahir dengan berat badan kurang. "Kuman yang tersimpan di dalam plak akan masuk ke gusi dan menyebabkan infeksi. Hal ini bisa menyebabkan reaksi sistem imun dan prostaglandin yang memicu timbulnya kontraksi. Akibatnya bayi lahir prematur," papar Boy Abidin.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Periodontology tahun 1996 juga menyebutkan ibu hamil yang memiliki masalah gusi memiliki risiko tujuh kali lebih tinggi memiliki bayi prematur dan berat badan rendah. "Pembengkakan gusi juga bisa memengaruhi aliran darah ke plasenta yang membawa makanan bayi sehingga bayi lahir dengan berat rendah," tambah Boy.
Selain pengaruh hormonal yang dialami pada kelompok ibu hamil, wanita haid dan menopause, menurut drg. Yulia Rachma Sp.Perio, penyakit gusi (ginggivitis) juga bisa terjadi akibat cara menyikat gigi yang salah, tekanan pada gusi, serta kebiasaan merokok.
"Ginggivitis yang tidak ditangani bisa menjadi periodontitis atau kerusakan jaringan gigi yang ditandai dengan gusi bengkak, berdarah, serta gusi turun," kata Yulia. Selain gusi, tulang yang yang menjadi landasan gigi pun menjadi rentan terhadap infeksi. "Pada kondisi ini, kedudukan gigi menjadi goyang bahkan lepas meski giginya sehat," katanya.
Untuk menghindari penyakit gigi dan gusi, baik Yulia dan Boy menyarankan agar ibu hamil rajin menyikat giginya, minimal dua kali sehari, mengonsumsi makanan bergizi, tidak merokok, serta melakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi bila mengalami gusi berdarah. "Meski sering merasa mual, sebaiknya tetap sikat gigi dengan pasta gigi," kata Boy.
Sumber Kompas
0 comments:
Post a Comment